Dalam bahasa Muhammad bi dan al Hasan la Hajwi yang dikutip oleh Forum KALIMASADA (2009: 126) “Islam mengolaborasikan aspek duniawi dan ukhrawi”. Diantara ajaran islam yang mengenai aspek lahiriah dan batiniah, individual dan sosial adalah masalah kebersihan.
Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan. Cabang keimanan yang disebutkan oleh Nabi saw lebih dari 70 cabang di antaranya adalah masalah kebersihan, yaitu membuang kotoran di jalanan. Seolah-olah orang yang tidak memperhatikan kebersihan kurang sempurna keimanannya. Bukti yang paling konkret adalah setiap kita melaksanakan ibadah harus membersihkan anggota wudu terlebih dahulu dan mandi apabila punya hadats besar. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 6:
“Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah”.
Menurut M. Abdurrahman (Tt: 1) bahwa kebersihan dalam islam terbagi dalam dua, yaitu hissiyah dan jasmaniah, hissiyah dan maknawiyah. Beliau membagi kembali istilah maknawiyah ke dalam dua, yaitu tazkiyah wa thaharah al-nafs dan tazkiyah wa thaharah al-mal.
Diaz Corner (2007: 1) mengatakan bahwa
“kesehatan sangat berkaitan erat dengan kebersihan. Seseorang akan
sehat, jika selalu hidup bersih”.
Gus Rachmat (Tt: 1) berpendapat bahwa kebersihan dalam islam paling tidak ada 8 peringkat, yaitu:
- kebersihan i’tiqad atau akidah,
- bersih dari sifat mazmumah (sifat jahat dalam hati),
- bersih dari hawa nafsu yang jahat,
- bersih dari hal-hal yang makruh terlebih lagi yang haram,
- kebersihan pergaulan,
- bersih di sudut ibadah,
- kebersihan akal dari ideologi,
- bersih dari adat.
0 comments:
Post a Comment